SINTANG | Pojokkalbar.com-
Dalam acara seminar yang dihadiri oleh mahasiswa dan tokoh masyarakat, Wakil Bupati Sintang, Florensius Ronny, menekankan bahwa kerukunan antar masyarakat adalah kunci utama untuk mencapai kemajuan sebuah daerah. Dalam sambutannya, Ronny menyatakan pentingnya kehidupan harmonis sebagai syarat untuk memajukan Sintang.
“Suatu daerah dapat maju jika masyarakatnya hidup dalam keharmonisan. Oleh karena itu, untuk mewujudkannya, kita membutuhkan keterlibatan aktif dan tanggung jawab dari seluruh lapisan masyarakat Sintang untuk hidup rukun dalam keberagaman, baik itu agama maupun etnis,” ungkapnya.
Ronny juga menyoroti peran penting mahasiswa sebagai generasi penerus untuk menciptakan suasana kerukunan dan persatuan. Dia mengingatkan kepada para mahasiswa agar tetap waspada dan tidak terjebak dalam polarisasi sosial yang bisa muncul akibat perbedaan politik atau agama.
“Mahasiswa merupakan generasi penerus yang memiliki potensi besar untuk menciptakan kerukunan. Sebagai mahasiswa, kita harus menghargai perbedaan dan menjaga persatuan. Jangan biarkan perbedaan memecah belah kita,” tegasnya.
Pesan ini diharapkan dapat menginspirasi para mahasiswa untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis, sehingga bersama-sama dapat membangun Kabupaten Sintang yang lebih sejahtera. Acara ini berlangsung dalam suasana yang penuh semangat, dengan diskusi interaktif antara Wakil Bupati dan peserta, memperkuat komitmen bersama untuk memperkuat kerukunan di tengah keberagaman.
Seminar ini dihadiri oleh tiga narasumber utama, yaitu Wakil Bupati Sintang Florensius Ronny, Kepala Badan Kesbangpol Sintang Kusnidar, dan Wakil Rektor Universitas Kapuas Sintang Kaja.
Acara ini diadakan sebagai upaya untuk mendorong mahasiswa berperan aktif dalam menjaga kerukunan di tengah keberagaman agama dan etnis di Kabupaten Sintang. Dalam seminar tersebut, masing-masing narasumber memberikan pandangan dan harapan mereka terkait peran mahasiswa dalam membangun dan merawat keharmonisan di masyarakat.
Wakil Bupati Sintang, Florensius Ronny, dalam materinya menekankan bahwa kerukunan masyarakat adalah kunci bagi kemajuan sebuah daerah.
“Suatu daerah dapat maju jika masyarakatnya hidup dalam keharmonisan. Oleh karena itu, untuk mewujudkannya, kita membutuhkan keterlibatan aktif dan tanggung jawab dari seluruh lapisan masyarakat Sintang untuk hidup rukun dalam keberagaman, baik itu agama maupun etnis,” ungkapnya.
Ronny juga mengingatkan kepada para mahasiswa agar tidak terjebak dalam polarisasi sosial yang dapat disebabkan oleh perbedaan politik atau agama.
“Mahasiswa merupakan generasi penerus yang memiliki potensi besar untuk menciptakan kerukunan. Sebagai mahasiswa, kita harus menghargai perbedaan dan menjaga persatuan. Jangan biarkan perbedaan memecah belah kita,” tegasnya.
Sementara itu, Kusnidar, Kepala Badan Kesbangpol Sintang, menyampaikan bahwa mahasiswa memiliki banyak cara untuk ikut serta dalam menjaga kerukunan di daerah.
“Mahasiswa bisa mengembangkan jaringan kerja sama dengan organisasi keagamaan, tokoh agama, dan komunitas lainnya. Selain itu, mahasiswa dapat mengkampanyekan pentingnya kerukunan serta melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung terciptanya keharmonisan,” ujar Kusnidar.
Tidak ketinggalan, Kaja, Wakil Rektor Universitas Kapuas Sintang, membagikan prinsip sederhana dalam merawat kerukunan antarumat beragama dan antar-etnis.
“Rumus menjaga kerukunan itu sangat sederhana, kecilkan perbedaan, besarkan persamaan,” kata Kaja.
Peserta seminar, Silvester Nada, Ketua BEM STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, mengapresiasi acara ini karena dinilai sangat bermanfaat untuk mempererat hubungan antar-masyarakat Sintang.
“Kegiatan ini sangat positif, khususnya dalam meningkatkan toleransi di Sintang yang memiliki berbagai agama, suku, dan budaya. Ini sangat penting untuk memupuk rasa toleransi antara mahasiswa dan masyarakat secara umum,” ujar Nada. (red)