SINTANG | Pojokkalbar.com-
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Yustinus J, menegaskan bahwa penuntasan buta aksara di daerah tersebut merupakan tanggung jawab bersama yang melibatkan berbagai pihak, bukan hanya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di kantor Dinas Pendidikan.
Menurut Yustinus, upaya penuntasan buta aksara dan anak putus sekolah tidak bisa dilakukan oleh pemerintah semata. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah menjalin kerjasama dengan berbagai instansi, termasuk satuan pendidikan dan pemerintah desa, untuk melakukan pemetaan dan pendataan anak-anak yang tidak bersekolah. Ia mengungkapkan, “Kami telah melakukan pendataan khusus anak yang tidak sekolah sejak tahun ajaran 2023-2024 dan telah mendapatkan data dari tiap kecamatan.” Katanya pada Selasa,(6/5/2025).
Yustinus juga menyatakan pentingnya kolaborasi antara Dinas Pendidikan, pemerintah desa, serta Bappeda dalam menyelesaikan permasalahan ini. Ia menambahkan, “Kami berharap dengan adanya kerjasama yang solid antara Dinas Pendidikan, pemdes, KPP 3A, dan instansi terkait lainnya, kita dapat menuntaskan buta aksara dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan.”
Selama beberapa waktu terakhir, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah mengadakan beberapa rapat khusus dengan Bappeda, Dinas Kesehatan, serta organisai lainnya untuk membahas strategi dan langkah-langkah konkret dalam mengatasi problematika ini. Yustinus optimis, dengan komitmen dari semua pihak, target penuntasan buta aksara dan pengurangan jumlah anak putus sekolah dapat tercapai.
Pihaknya berharap adanya partisipasi aktif dari masyarakat dalam mendukung program-program pendidikan yang akan dilaksanakan. “Kami mengajak semua elemen untuk bersinergi, karena pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama,” tutup Yustinus.
Diharapkan dengan upaya tersebut, Kabupaten Sintang dapat lebih maju dan angka buta aksara dapat menurun secara signifikan dalam waktu dekat.(red)