Uni Qalbarri/ Technical Assistant Satuan Tugas Sunting BKKBN Kalimantan Barat saat menyampaikan materi

TA Satgas Ajak Tangani Stunting Secara Keroyokan

Diposting pada

Sintang | Pojokkalbar.com-
Program Bapak/Bunda Asuh (BAAS) anak stunting di Kabupaten Sintang terus berupaya dan menciptakan terobosan guna mencapai target yang telah ditetapkan sesuai dengan Pasal 1 dari Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021.

Melalui program BAAS yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat, para bapak dan bunda asuh berperan penting dalam memberikan perhatian dan perawatan khusus kepada anak-anak yang mengalami masalah stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis pada masa pertumbuhan anak.

Uni Qalbarri/ Technical Assistant Satuan Tugas Sunting BKKBN Kalimantan Barat menyampaikan bahwa Dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021, pemerintah menetapkan target penurunan prevalensi stunting secara nasional sebesar 14 persen di tahun 2024.

“BAAS di Kabupaten Sintang melakukan berbagai upaya dan terobosan untuk mencapai target tersebut. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan membentuk Tim Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Kabupaten Sintang yang telah di SK kan oleh Bupati Sintang pada 14 September 2023 lalu, ” Ujar Uni saat menyampaikan materi pada rapat koordinasi evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sintang Tahun 2023. Di Balai Praja lingkungan Kantor Bupati Sintang Selasa (28/11/2023).

Pelaksanaan BAAS, dalam menyalurkan bantuan kepada sasaran melalui kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang merupakan program unggulan BKKBN sebagai upaya untuk menurunkan angka stunting. Program DASHAT dilaksanakan di Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dan menjadi pusat gizi serta pelayanan pada keluarga beresiko stunting.
DASHAT merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki sasaran calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu. Melalui pemanfaatan sumberdaya lokal yang sehat lezat bergizi serta kekinian melalui kegiatan teori dan praktek pengolahan pangan oleh para ahli gizi ahli kuliner lokal yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.

Ditambahkannya bahwa untuk penurunan stunting ini butuh keroyokan gotong royong semua elemen bangsa adalah pemangku kepentingan yang terdiri dari orang perseorangan, masyarakat, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, media massa, Organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan mitra pembangunan.
Dengan adanya Program BAAS ini harapannya dapat menjadi jembatan buat semua lini sektor untuk ikut andil dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sintang.

“Karena stunting adalah masalah kemanusiaan maka kita harus secara bersama-sama menurunkan stunting, dan Program BAAS ini adalah jembatan bagi siapa saja yang ingin ikut andil dalam Percepatan penurunan stunting yang kemudian akan dikelolah oleh TIM Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Kabupaten Sintang yang baru saja dilaunching”, terang bang Uni.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *