
Sintang | Pojokkalbar.com
Sekolah Lapangan Iklim (SLI) yang digelar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mentransfer banyak manfaat dari pengetahuan tentang ilmu iklim kepada para kelompok tani di Sintang. Tepatnya desa , Kebong, Kecamatan Kelam Permai kabupaten Sintang.
Kepala Balai Besar MKG Wilayah II Kalimantan Barat Hartanto mengatakan bahwa hasil tanam padi dari SLI ini memenuhi harapan. Sekolah lapang ini memberikan pemahaman terhadap petani agar mampu diserap secara maksimal oleh petani.
“Kita selanjutnya tinggal mengawal agar informasi ini tidak terputus, bukan hanya di Sekolah Lapang Iklim saja, tapi berkelanjutan, ” Ucap Hartanto pada Pojokkalbar.com, Sabtu (2/9/2023).
Sekolah Lapang Iklim (SLI) ini sudah digelar 12 kali dari tahun 2012, sekitar 673 petani menjadi pesertanya, yang sudah dibina dan didik. Untuk sekolah lapang iklim ini
diharapkan para alumni Sekolah lapang ini, tetap menjalin komunikasi dan informasi dengan BMKG sehingga pihaknya dapat mengawal dan memonitor perkembangan yang ada.
“Diharapkan dengan adanya SLI ini minimal 1 orang bisa berbagi ilmu dengan petani disekitarnya sehingga diharapkan dari tahun ke tahun bukan hanya petani yang mendapatkan ilmu iklim tetapi juga petani lain yang mendapat kan informasi yang sama dan diharapkan informasi ini dari tahun ke tahun makin berkembang.”harapnya.
Kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang Martin Nandung berharap SLI ini dapat berkelanjutan, meskipun BMKG pusat tidak ada program tetapi kita ingin ilmu yang didapat oleh petani ini bisa ditransfer ke petani lainya.
“Kami berharap SLI ini bakal berkelanjutan meskipun BMKG pusat tidak memiliki program untuk Sintang. Tetapi kita ingin ilmu yang didapat dapat ditularkan ke petani lainya. Sehingga petani kita bisa memanfaatkan.” Kata Martin.
Terkait dengan iklim terus meningkatkan Pertanian, diharap di kabupaten Sintang ini petani bisa menanam tiga hingga empat kali dalam satu tahun, mengingat selama ini rata-rata dua kali panen dalam satu tahun. Ditargetkan minimal dapat panen tiga kali dalam setahun, sehingga petani Kabupaten Sintang dapat mendongkrak swasembada pangan karena lahan kita juga lahan potensial jika untuk persawahan cukup banyak.
Sucipto salah satu petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Mekar Jaya, desa Kebong kelam merasa terbantu dan bermanfaat ilmu iklim yang ditularkan oleh BMKG.
Dengan memiliki ilmu iklim petani jadi tahu kapan saatnya menanam, kapan saatnya menggarap lahan serta mengetahui hingga ke pemupukan dengan mengetahui iklim petani tahu hingga ke pemberantasan hama juga.
“Kalau kita tidak mengetahui iklim kapan hujan cuacanya bagaimana tetap akan sia-sia yang kita lakukan, ” Katanya.
Untuk hasilnya sendiri dari SLI ini kata Sucipto yang juga sebagai seorang pengajar di tingkat dasar ini mengaku cukup lumayan bagus ditambah dengan pendampingan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan banyak manfaat yang kami rasakan, maka jika kita tidak ada pendampingan dan tidak mengenal iklim maka hasilnya akan busuk, ” Katanya.
Sebelum adanya sekolah lapang ini dia mengaku pengetahuan tentang iklim hanya 25 persen karena hanya otodidak, tapi setelah SLI ini mengenal iklim karena informasi dari BMKG juga dikirim. Sehingga lebih bermanfaat.(red)