SINTANG | Pojokkalbar.com-
Pemerintah Kabupaten Sintang kembali akan menggelar Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-XII pada 16–19 Juli 2025 mendatang. Kegiatan tahunan ini akan dipusatkan di rumah Betang Tampun Juah, Jerora Satu, Sintang, dan melibatkan berbagai elemen masyarakat adat Dayak dari sejumlah kecamatan dan desa di Kabupaten Sintang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Yustinus J, mengatakan bahwa pelaksanaan PGD tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga momentum penting untuk menggali dan memperkenalkan kembali nilai-nilai tradisi Dayak kepada generasi muda.
“Leading sector-nya memang ada dua, yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata. Dinas Pariwisata bertugas mempromosikan, sedangkan kami di bidang kebudayaan menggarap aspek-aspek pelestarian, seperti tenun, ritual adat, dan lainnya,” ujar Yustinus kepada Pojokkalbar.com, Senin (23/6/2025).
Menurut Yustinus, PGD ke-XII akan menghadirkan berbagai penampilan seni dan budaya dari kecamatan-kecamatan yang selama ini telah menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Desa-desa yang sudah dikaji atau menjadi lokasi ekspor budaya juga akan tampil sebagai bentuk apresiasi dan pelestarian.
“Kami tetap berkolaborasi dengan panitia pelaksana Gawai Dayak untuk memastikan bahwa nilai-nilai budaya tradisional tetap dipertahankan. Budaya lokal akan menjadi sorotan utama, tanpa mengesampingkan unsur budaya lain,” katanya.
Ia berharap, meskipun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bukan panitia inti, pihaknya tetap bisa turut mendorong peningkatan kualitas penyelenggaraan di tahun-tahun mendatang. “Penataan dan pengelolaan kegiatan ke depan perlu terus diperbaiki,” ucapnya.
Lebih lanjut, Yustinus menekankan pentingnya menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal sejak dini. Menurutnya, pendidikan budaya harus dimulai dari lingkungan satuan pendidikan, agar anak-anak generasi muda mengenal tradisi dan jati dirinya.
“Bagaimana pun, kita tidak bisa meninggalkan budaya kita. Ini menyangkut masa depan generasi kita. Budaya luar memang ada sisi positifnya, tetapi jika tidak disaring, bisa berdampak negatif. Maka kita harus tanamkan nilai-nilai budaya lokal sejak anak-anak,” jelasnya.
Ia menyayangkan banyak generasi muda saat ini yang tidak lagi mengenal tradisi adat, seperti adat pernikahan, kelahiran, atau penyambutan tamu. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong agar bidang kebudayaan di sekolah-sekolah menjadi sarana pembentukan identitas dan karakter.
“Kalau anak-anak tidak tahu budayanya, mereka kehilangan arah. Maka tugas kita adalah membekali mereka sejak dini, agar mereka tumbuh sebagai generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga kuat secara budaya,” tutupnya.
Pekan Gawai Dayak ke-XII diharapkan menjadi etalase budaya lokal Sintang sekaligus pengingat pentingnya menjaga dan mencintai warisan leluhur di tengah arus modernisasi yang terus berkembang.(red)