Sintang | Pojokkalbar.com-
Kondisi Infrastruktur di wilayah pedalaman kabupaten Sintang banyak rusak ditambah lagi kondisi pandemi covid-19 selama 3 tahun sehingga keuangan daerah tidak maksimal.
Menyikapi hal itu Wakil Bupati Sintang Melkianus mengatakan situasi Kabupaten Sintang saat ini masih sulit apalagi di tiga tahun terakhir pandemi covid-19, sehingga berdampak pada tidak dapat memaksimalkan pembangunan terutama infrasktuktur jalan.
“Situasi kita saat ini masih sulit apalagi di tiga tahun terakhir akibat pandemi covid-19 kita tidak dapat melaksanakan pembangunan terutama infrastruktur tidak bisa secara maksimal namun kita terus berusaha sebisa dan semampu mungkin sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, minimal jalan-jalan yang ada bisa fungsional.”ungkapnya Sabtu, (14/1/2023).
Dia yang baru menjabat Wakil Bupati Sintang 4 bulan tersebut, berharap kepada masyarakat kabupaten Sintang untuk bersabar dan memahami kondisi tersebut.
“Kita berharap kepada masyarakat Sintang bisa memahami situasi baik karena cuaca ataupun karena anggaran, pemerintah akan berjuang semampu dan sebisa mungkin untuk berjuang untuk menjolok anggaran baik provinsi maupun pusat,” Katanya.
Terkait jalan perbatasan memang jadi kewenangan pemerintah pusat melalui dana pusat, diruas jalan pararel dapat kucuran dana multi years dari Balai Karangan sampai ke Badau.
“Kita berharap itu selesai, kami atas nama pemerintah daerah kabupaten Sintang mengucapkan terimakasih dan apresiasi pemerintah pusat dan rekan-rekan yang telah berupaya dan berjuang untuk jalan pararel dan mudah-mudahan di tahun 2024 terselesaikan tapi saya yakin rekan-rekan semua berjuang maka dari kabupaten kita mendukung,
akan tetapi karena jalan pararel tersebut kewenangan pusat tapi kita tetap membantu atas dukungan kawan-kawan,”katanya.
Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Kabupaten Sintang Martin Nandung memastikan pembangunan PLBN Sungai Kelik bakal terealisasi pada tahun 2024 mendatang.
Kondisi terkini akses jalan pararel menuju sungai kelik dana bersumber dari APBN nominalnya cukup besar dari Balai Karangan menuju Simpang Rasau sekitar Rp. 240 M. Lebih, sementara dari Simpang Rasau ke Badau sekitar 180 M, jumlah anggaran tersebut bari sampai pada pengerasan jalan, di tahun 2024 baru ada pengaspalan di sport-sport tertentu.
Kemudian di jembatan-jembatan sebagian sudah selesai dan sebagian lagi masih dalam proses pengerjaan
“Kalau kita lihat yang lebih banyak berkepentingan terhadap dibangunya PLBN Sungai Kelik ini kan orang kita, tetapi sebagian sudah ada yang di garap oleh orang kita jadi nanti tidak akan ada ganti rugi lahan yang digunakan untuk PLBN karena secara khusus lahan tersebut hutan lindung , tetapi bagi masyarakat yang sudah menggarap khusus tanam tumbuh yang mereka tanam dilokasi tersebut akan ada santunan dan ganti rugi dari pemerintah didalam proses kementerian PUPR nanti yang akan membangunya juga dari pihak kementerian, jadwalnya sebenarnya Sungai Kelik ini paling terdahulu dibanding dengan seluruh PLBN di Indonesia ini masih ada dua salah satunya di Sungai kelik.
“Kita harus mengejar target di 2023-2024 itu harus selesai di tahun 2024 , kendala lai masih kita hadapi yakni masih menunggu keputusan Malaysia karena mereka belum sepakat dengan titik entri poin dan exit poin kita sudah clear PLBN Sungai Kelik ini di patok Batas Negara ditik 507 tetapi di Malaysia kita harapkan mereka setuju untuk di Lacau, mereka belum setuju tetapi sudah masuk dalam catatan, jadi pembahasan PLBN Sungai kelik masih masuk dalam tahan catatan.”ulasnya.(red)