Sintang | Pojokkalbar.com-
Syarief Yasser Arafat Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang memimpin jalannya rapat persiapan pembentukan struktur dan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Alam dan Non Alam Kabupaten Sintang di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang pada Selasa, (31/10/ 2023).
Rapat diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sintang dan dihadiri oleh Kepala BPBD Sintang dan jajaran, TNI, Polri, Basarnas, BMKG Sungai Tebelian, Pertamina, Telkom, Pramuka, Manggala Agni, Bulog, PMI, KPH Sintang Utara, KPH Sintang Timur dan perwakilan Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang.
Syarief Yasser Arafat menyampaikan pembentukan Tim Reaksi Cepat ini dibentuk karena di Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sudah membentuk Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana di tingkat Provinsi Kalbar, maka kabupaten kota di Kalbar juga wajib membentuk Tim Reaksi Cepat ini.
“Pemkab Sintang melalui BPBD Kabupaten Sintang juga akan membentuk Tim Reaksi Cepat untuk menangani kondisi bencana baik alam dan non alam. Saya berharap setelah tim ini terbentuk, masing-masing kelompok dalam tim ini bisa melakukan rapat-rapat teknis, ” terang Syarief Yasser Arafat
Dikatakanya dibentuknya tim reaksi cepat tersebut dibentuk melihat kondisi cuaca saat ini sudah memasuki musim penghujan.
“Kondisi saat ini, kemungkinan Sintang sudah masuk ke musim penghujan, maka kita harus siap-siap menghadapi bencana banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor. Kalau musim kemarau, kita juga menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan” terang Syarief Yasser Arafat
Tim Reaksi Cepat Kabupaten Sintang ini terdiri dari Pembina, Pengarah, Pelaksana, Unit I yang merupakan tim operasi dan kaji cepat, Unit II yang merupakan sekretariat posko penanganan darurat bencana dan Unit III yang merupakan tim logistik dan peralatan.
TRC ini seperti pasukan gerak cepat kita ketika terjadi bencana di Kabupaten Sintang. TRC ini akan menangani bencana alam dan non alam. Bencana non alam ini seperti kejadian yang pernah kita alami yakni rabies dan demam berdarah dengue.
“Saya sarankan kepada BPBD Sintang untuk mengkaji penyediaan nomor call center yang mudah diingat masyarakat. Ini penting agar masyarakat mudah menyampaikan laporan kejadian di tengah maasyarakat” harap Syarief Yasser Arafat.
Sementara Abdul Syufriadi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sintang menyampaikan bahwa dalam hal kewaspadaan bencana maka Kabupaten Sintang ini memang serba salah karena dua musim ini sama-sama membuat kita rawan terjadinya bencana. Hal tersebut disampaikan Abdul Syufriadi saat rapat persiapan pembentukan struktur dan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Alam dan Non Alam Kabupaten Sintang di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang pada Selasa, 31 Oktober 2023.
“Kalau musim kemarau, kita rentan terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan. Kalau musim penghujan maka kita rentan terjadinya bencana bantingsor atau banjir, angin puting beliung dan tanah longsor. Kita di Sintang ini selalu waspada sehingga kita perlu melakukan langkah antisipasi secara bersama-sama dengan cara membentuk Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Kabupaten Sintang” katanya.
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Sintang secara khusus dalam hal bencana ini. Pemkab Sintang tidak mungkin bisa sendirian. Maka Tim Reaksi Cepat ini akan melibatkan semua komponen negara dan masyarakat. Kita melibatkan TNI, Polri, Pramuka, Bulog, Pertamina, PLN, Telkom, Basarnas, PMI, KPH Sintang Utara dan Timur, BMKG, Bandara Tebelian, Manggala Agni dan OPD lainnya.
“Pelibatan banyak pihak dalam pembentukan TRC ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Menghadapi dan menanggulangi bencana ini kita harus bersatu dan bersama-sama. Saya juga, 3 bulan setelah dilantik menjadi Kepala BPBD Sintang. Langsung menangani bencana karhutla” terang Abdul Syufriadi
“kami selalu memantau dan berkomunikasi dengan BMKG dalam hal prediksi cuaca ini. Peluang Sintang untuk mengalami bencana banjir besar seperti akhir tahun 2021 yang lalu, sangat mungkin terjadi. Ini membuat kita waspada dan siaga. Dan pembentukan TRC ini adalah persiapan kita dalam menghadapi bencana yang mungkin saja terjadi, ” ucapnya.
Dengan pembentukan TRC ini maka pihaknya semakin siap, reaksi kita semakin cepat dan tindakan kita semakin terkoordinir dengan baik dan masyarakat merasa terlayani dengan baik. (Red/Rilis Prokopim)