H. Senen Maryono: “Merdeka Belajar Harus Diimbangi Pembentukan Karakter dan Bimbingan Mental”

Diposting pada

SINTANG | Pojokkalbar.com
Fenomena balap liar yang marak terjadi di sejumlah ruas jalan di pusat Kota Sintang kian meresahkan masyarakat. Aksi kebut-kebutan yang dilakukan oleh anak-anak muda, utamanya pada malam hari dan akhir pekan, dinilai telah mengganggu ketertiban umum dan membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Sintang, H. Senen Maryono, angkat bicara. Ia menyatakan keprihatinannya atas semakin maraknya aksi balap liar di kawasan perkotaan yang justru terjadi di lokasi-lokasi vital dan strategis.

> “Kadang kita risih juga. Anak-anak ini berani kebut-kebutan di sekitar Gedung Pancasila, padahal itu kawasan penting. Di sana ada rumah Kapolres, rumah Wakil Bupati, rumah Kajari. Ini sungguh memprihatinkan,” ujar Senen Maryono, saat ditemui usai menghadiri agenda dewan, Selasa (17/6/2025).

Menurutnya, aksi balap liar bukan hanya mencerminkan lemahnya pengawasan, tapi juga menjadi sinyal penting bahwa pembinaan karakter generasi muda belum sepenuhnya berjalan optimal. Ia menilai bahwa penegakan hukum perlu dilakukan secara tegas, terutama pada jam-jam rawan di malam hari ketika aktivitas semacam ini biasanya berlangsung.

> “Saya berharap ada pengawasan ketat dari aparat keamanan, terutama dari Polres Sintang. Masyarakat juga perlu dilibatkan untuk melaporkan bila melihat aksi-aksi seperti ini agar bisa segera ditindak,” tegasnya.

Perlu Pendekatan Kultural dan Edukasi

Lebih jauh, Senen Maryono menilai bahwa penanggulangan aksi balap liar tidak cukup hanya dengan pendekatan represif. Menurutnya, perlu ada pendekatan kultural dan edukatif, terutama melalui lembaga pendidikan dan komunitas keagamaan.

Ia menyebutkan bahwa kebijakan Merdeka Belajar yang tengah diterapkan di sekolah-sekolah harus dibarengi dengan pembinaan karakter dan penguatan nilai-nilai moral di kalangan pelajar.

> “Merdeka Belajar itu bagus, tapi jangan hanya ditekankan pada aspek kognitif. Pembentukan karakter, mental, dan akhlak juga harus jadi prioritas, agar siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga bertanggung jawab dalam bersikap,” katanya.

Senen juga menyoroti pentingnya bimbingan keagamaan di sekolah-sekolah sebagai benteng nilai yang dapat mencegah anak-anak dari perilaku menyimpang, termasuk kebut-kebutan di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

> “Bimbingan keagamaan perlu diperkuat. Anak-anak butuh arahan dan pembinaan sejak dini, agar tidak salah jalan. Ini tugas kita bersama, bukan hanya guru, tapi juga orang tua dan tokoh masyarakat,” ujarnya.

Peran Keluarga dan Komunitas

Lebih lanjut, Senen Maryono menekankan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam mengawasi dan mendidik anak-anak agar tidak terlibat dalam perilaku negatif. Ia mengajak orang tua untuk lebih peduli terhadap aktivitas anak-anak di luar rumah, terutama pada malam hari.

> “Jangan sampai anak-anak dibiarkan berkeliaran malam-malam tanpa tujuan jelas. Orang tua harus tahu ke mana anak pergi, dengan siapa, dan apa yang dilakukan. Ini bukan sekadar tanggung jawab polisi atau guru, tapi tanggung jawab kita semua,” tambahnya.

Aksi balap liar memang bukan persoalan baru di kota-kota kecil seperti Sintang. Namun bila dibiarkan, bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berpotensi menciptakan ruang subur bagi perilaku negatif lainnya, mulai dari tawuran hingga penyalahgunaan narkoba.

Senen Maryono berharap Pemkab Sintang bersama jajaran kepolisian dan tokoh masyarakat dapat segera merumuskan langkah bersama yang terstruktur untuk mencegah dan menangani fenomena ini secara menyeluruh.

> “Kita harus duduk bersama, merancang pendekatan yang tepat. Ini soal masa depan generasi muda kita. Jangan sampai karena kelalaian hari ini, kita kehilangan arah ke depan,” pungkasnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *