SINTANG | Pojokkalbar.com-
Pemerintah Kabupaten Sintang terus mendorong penguatan sektor pertanian dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi petani. Salah satunya melalui dukungan terhadap Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang baru saja dikukuhkan kepengurusannya di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Sintang, Martin Nandung, menyambut baik kehadiran KTNA dan menyebut organisasi ini sebagai mitra potensial pemerintah daerah dalam membangun sektor pertanian yang lebih mandiri dan tangguh.
“Pengurus KTNA ini adalah orang-orang yang betul-betul bergerak di sektor pertanian. Mereka paham kebutuhan di lapangan dan bisa menjadi solusi atas berbagai kendala yang kita hadapi, terutama dalam aspek pendampingan petani dan penyebaran informasi terkait akses permodalan,” ujar Martin, Senin (23/6/2025), usai acara pengukuhan KTNA Kabupaten Sintang. Dipendopo Rumah Jabatan Bupati Sintang
Martin mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi Distanbun saat ini adalah keterbatasan jumlah tenaga penyuluh pertanian. Saat ini, Distanbun hanya memiliki sekitar 90 penyuluh aktif, yang mencakup wilayah kerja di 391 desa dan 19 kelurahan di seluruh Kabupaten Sintang.
“Jumlah penyuluh kita sangat terbatas. Dalam praktiknya, satu penyuluh bisa menangani tiga sampai lima desa. Ini jelas beban kerja yang sangat berat dan tidak efektif. Idealnya, satu penyuluh membina dua desa saja,” ujarnya.
Kondisi tersebut diperparah oleh tingginya jumlah kelompok tani yang aktif di lapangan. Menurut Martin, satu penyuluh idealnya menangani lima kelompok tani. Namun, dalam kenyataannya, jumlah kelompok tani bisa mencapai sepuluh atau lebih dalam satu desa.
“Dengan rasio yang ada saat ini, kita sebenarnya masih kekurangan lebih dari 300 tenaga penyuluh. Ini tantangan yang harus segera kita jawab. Karena itu, kami melihat KTNA bisa menjadi mitra swadaya yang membantu menjembatani kesenjangan ini,” kata Martin.
Ia berharap KTNA tidak hanya menjadi organisasi simbolik, tetapi mampu berperan aktif dalam membina petani, menjadi penghubung informasi antara pemerintah dan kelompok tani, serta mendorong solusi berbasis komunitas. Menurutnya, KTNA yang kuat dan aktif akan mempercepat proses transfer teknologi, pengelolaan usaha tani yang lebih efisien, serta peningkatan produktivitas pertanian di Sintang.
“Ke depan, kita ingin KTNA ikut menyuarakan kebutuhan petani, termasuk akses terhadap pupuk, alat mesin pertanian, dan pembiayaan. Dengan begitu, para petani tidak merasa bekerja sendiri,” tambahnya.
Distanbun Sintang, lanjut Martin, akan terus mendorong peningkatan kapasitas penyuluh dan berupaya memenuhi rasio ideal satu desa satu penyuluh melalui pengangkatan CPNS dan PPPK, meskipun diakui proses tersebut memerlukan waktu dan alokasi anggaran yang tidak sedikit.
“Kita tidak bisa sepenuhnya bergantung pada rekrutmen aparatur. Kolaborasi dengan KTNA dan berbagai pihak lain inilah yang menjadi kunci untuk mempercepat reformasi pertanian dari bawah,” tegasnya.(red)