SINTANG | Pojokkalbar.com-
PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Sintang melakukan uji coba penggunaan bahan bakar pellet dari tandan kosong kelapa sawit dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang. Uji coba ini dilakukan sebagai alternatif penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan berpotensi mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
PLTU Sintang merupakan salah satu pembangkit listrik yang terletak di Sungai Ringin, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. PLTU ini memiliki kapasitas 3 x 7 MegaWatt (MW) dan telah beroperasi sejak tahun 20018 lalu. Sebelumnya, PLTU Sintang menggunakan bahan bakar berupa batubara dan cangkang kelapa sawit.
Dalam uji coba ini, PLN berkolaborasi dengan subholding PLN Indonesia Power (PLN IP) dengan memanfaatkan biomassa untuk bahan bakar pengganti batubara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini merupakan salah satu inovasi dalam rangka mengurangi emisi karbon di lingkungan pembangkit PLN.
“Ini kita lakukan uji coba 5 persen pelet tankos. Yaitu 5 persen pellet dicampur dengan 95 persen batu bara.kemudian Kita ambil data parameter operasinya baru kemudian kita analisa untuk menentukan hasilnya. ” Tutur Manager PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Sintang, Bayu Putra Surya Perdana usai meninjau proses pengoplosan bahan bakar tankos dan batu bara, pada Senin, (23/7/2024).
Untuk pengambilan data lanjut dia siang itu, dapat dilakukan pada malam harinya kemudian datanya di hitung dan dievaluasi estimasi diperkirakan dua minggu hingga tiga minggu kedepan baru dapat diketahui berhasil atau tidaknya.
“Ya kalau memang ini dinyatakan berhasil, kita akan secara kontinyu pembakaran menggunakan pellet tankos, Kelebihannya itu yang pertama sesuai dengan program pemerintah dengan menurunkan emisi , yang sudah terbukti sebelumnya kalau kita menggunakan co-firing biomassa seperti ini kita sudah menurunkan emisi, harapan kami dalam menurunkan emisi kita dapat melihat tren penurunan emisi tersebut.Dengan emisi turun jelas kualitas udara bersih, “ujarnya.
Febri selaku Manager Layanan Operasi Dan Manajemen Stakeholeder Wilayah VIII menyatakan bahwa di PLTU Sintang membutuhkan bahan bakar 3000 ton/bulan di smt 2 tahun 2024 ini.
“Kalau di PLTU Sintang kita membutuhkan 3000 ton/bulan untuk smt 2 tahun 2024, namun karena memang kita masih berupaya berinovasi menggunakan pellet tankos sebagai salah satu jenis biomassa untuk mendukung target tersebut di PLTU Sintang,” katanya.
Di PLTU Sintang kata dia menggunakan cangkang dan Wood Chip. Pellet saat ini tahap uji coba. Di harapkan dapat menjadi penambah biomassa di PLTU Sintang dan sanggau. Sebelumnya pihaknya juga pernah uji coba di PLTU bengkayang. Jika berhasil diharapkan bisa duplikasi di luar PLTU Sanggau dan Sintang.
“Sekarang masih tahap uji coba. Kita coba kontrak 180 ton untuk memenuhi kebutuhan uji coba. Jika memang berhasil kita harapkan bisa dikembangkan menjadi mitra kami sehingga dia bisa meningkatkan kapasitas produksinya bisa kita kontrak jangka panjang,” ucap Febri.
Dari PLN IP sendiri mendampingi spesifikasi apa yang diperlukan di PLTU. Dia harapkan yang masuk ke PLTU barang yang sesuai standar.
“Kita harapkan bisa mendampingi cangkang sawit, dicampur. PLTU Sintang co- firing dicampur. Cangkang sawit, wood chip, Saat ini baru ada 1 PT EKN, pilot projek. Kalau berhasil kita coba di Ketapang.” Ulasnya.
Sementara itu Direktur PT Elektrika Konstruksi Nasional, Anton Widodo mengaku inisiatif pengolahan pellet tersebut mengadopsi dari wood pelet limbah gergajian kayu.
“Kita mengadopsi dari wood pellet. Biasa kan dari gergajian limbah kayu. Jadi kita berinovasi untuk kenapa tidak dari tankos yang hasilnya banyak, karena selama ini cuma dibuang untuk pupuk. Makanya kita berinovasi kita jadikan pelet untuk produk biomassa disuplai ke PLTU Sintang dan Sanggau.”ujarnya,
Anton menyebutkan bahwa pabrik pellet miliknya sudah produksi sekitar 10 bulan lalu. Rencana sudah lama. Hanya saja cari bagaimana cari bahan baku.
“Pabrik kita 1 jam mampu produksi 8 ton. Kalau tidak ada kendala. Mesin masih satu. Perharinya itu dan ini ada rencana penambahan mesin baru, Potensi tandan kosong banyak sekali. Banyak PKS. Cuma kan kita lagi kerjasama baru 1 pabrik. CNIS. MPE belum. CNIS tergantung permintaan kita. Misal 20 dum. Asal tempatnya muat kita masukan untuk pemenuhan di PLTU Sintang dan Sanggau.”terangnya.
Dalam sebulan Juli sampai saat ini sudah memproduksi 65 ton. Sebulan sampai 70 ton. PLTU permintaan 180 ton perbulan. Masih kurang. Kendala segi mesin juga berpengaruh. Baru satu mesin rencana ada penambahan.
“Kalau terkejar target 2 mesin. Kurang lagi kita tengah sambil memperbaiki area yang sekiranya bisa dimanfaatkan untuk menyimpan bahan baku atau bahan yang sudah jadi. Minimal 2 dum kita baru kirim. 6 ton. Kita kirim.” Pungkasnya.(red)