SINTANG | Pojokkalbar.com-
Pemerintah Kecamatan Sintang menggelar kegiatan sosialisasi terkait Standard Operating Procedure (SOP) pelaksanaan verifikasi dan validasi data anak dan dewasa tidak sekolah guna menangani angka putus sekolah di daerah tersebut.
Kegiatan yang diselenggarakan di Balairung Ambeg Pamarta Kantor Camat Sintang, mengundang beberapa narasumber, yaitu Fasilitator dari USAID ERAT, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, serta Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Sintang.
Camat Sintang, Tatang Supriyatna mengungkapkan keprihatinannya terhadap angka putus sekolah yang terus meningkat di wilayahnya. Ia menyatakan bahwa angka putus sekolah tidak hanya berdampak pada masa depan individu yang bersangkutan, tetapi juga berimplikasi pada perkembangan masyarakat dan pembangunan daerah.
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, peserta diberikan pemahaman mengenai pentingnya verifikasi dan validasi data anak dan dewasa yang tidak sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara akurat jumlah dan profil anak-anak serta dewasa yang tidak bersekolah di Sintang.
SOP yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Sintang dalam pelaksanaan verifikasi dan validasi tersebut mencakup langkah-langkah yang harus dilakukan mulai dari pengumpulan data hingga pengambilan keputusan terkait tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah putus sekolah.
Selain itu, kegiatan sosialisasi ini juga memberikan informasi mengenai berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah maupun pihak-pihak terkait dalam rangka mendorong partisipasi dan pemenuhan hak pendidikan bagi anak-anak dan dewasa yang tidak bersekolah.
“Kegiatan ini dilakukan dalam upaya agar anak tidak sekolah dan orang tidak sekolah dapat kembali melanjutkan jenjang pendidikan,tadi dilaksanakan kegiatan sosial terkait verifikasi dan validasi data anak tidak sekolah dan orang tidak sekolah, ” Bebernya.
Diharapkan melalui kegiatan ini dapat mengurangi angka putus sekolah di kecamatan sintang sehingga bisa meningkatkan angka rata-rata lama sekolah (RLS) , harapan lama sekolah (HLS) di kabupaten Sintang yang merupakan indikator dimensi pengetahuan dalam pengukuran indeks pembangunan manusia (IPM)
“Tindak lanjut kegiatan ini adalah mengembalikan anak tidak sekolah ke sekolah formal. Sedangkan orang tidak sekolah dapat melanjutkan pendidikan ke program pendidikan kesetaraan melalui program paket A,B dan C di sanggar Kegiatan Belajar,” Ujarnya.
Dengan adanya sosialisasi ini, akan tercipta kesadaran dan komitmen dari seluruh pihak untuk bekerja sama dalam mengatasi angka putus sekolah. Ia juga berharap agar program dan kegiatan yang telah dilakukan dapat memberikan dampak positif dan signifikan dalam menekan angka putus sekolah di Sintang.(red)
