Pemkab Sintang Sosialisasikan Perubahan Strategi Penurunan Stunting

Diposting pada

SINTANG | Pojokkalbar.com-

Pemerintah Kabupaten Sintang melalui Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (KBP3A) menggelar sosialisasi pencegahan dan percepatan penurunan stunting, Selasa (12/8/2025), di Pendopo Bupati Sintang. Kegiatan ini dihadiri jajaran Tim Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (TP3S) dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa.

Kepala KBP3A Kabupaten Sintang, Maryadi, menjelaskan bahwa sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari perubahan kebijakan pemerintah pusat yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, serta Surat Edaran Kementerian Dalam Negeri RI Nomor 400.5.7/1686/Bangda tanggal 17 Maret 2025.

“Dengan adanya surat edaran tersebut, terjadi beberapa perubahan, di antaranya perubahan nama tim dari TP2S menjadi TP3S, pelibatan operator data di tingkat kecamatan, puskesmas, dan penyuluh KB, serta penyederhanaan delapan aksi konvergensi menjadi empat aksi utama dan dua aksi pendukung,” ujar Maryadi.

Aksi utama yang dimaksud meliputi analisis situasi, penguatan perencanaan, penguatan pelaksanaan, serta penilaian kinerja hasil monitoring dan evaluasi. Sementara itu, aksi pendukung mencakup dukungan regulasi dan publikasi.

Maryadi menegaskan, perubahan strategi ini harus dipahami bersama oleh seluruh anggota TP3S di semua tingkatan agar pelaksanaan pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Sintang berjalan efektif. “Perpres ini menjadi payung hukum bagi strategi nasional yang sudah dilaksanakan sejak 2018 untuk memperkuat intervensi dan kelembagaan di lapangan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Sintang sekaligus Ketua TP3S Kabupaten Sintang, Florensius Ronny, mengingatkan jajarannya untuk tidak menyerah meskipun angka stunting di Sintang meningkat dari 24 persen pada 2023 menjadi 31 persen pada 2024.

“Kenaikan ini jangan membuat kita menundukkan kepala. Justru ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk bekerja lebih keras. Stunting ini soal kemanusiaan. Kita jangan hanya berpatokan pada angka, tetapi melihat dari sisi kemanusiaan,” tegas Ronny.

Ia menambahkan, salah satu penyebab utama stunting adalah gizi buruk pada balita dan ibu hamil. “Saya bertekad, ke depan tidak ada satupun balita atau ibu hamil yang mengalami gizi buruk dan tidak tertangani dengan baik,” ujarnya.

Ronny menutup sambutannya dengan ajakan untuk menjadikan upaya pencegahan stunting sebagai misi kemanusiaan bersama. “Biarlah ini menjadi ladang amal ibadah kita. Kalau kita sudah mengurus sisi kemanusiaan, barulah kita bisa melihat penurunan angkanya,” katanya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *