Ketua dan Lima Anggota DPRD Sintang Dukung Grebeg Suro Puspawaja

Diposting pada

SINTANG | Pojokkalbar.com-
Ketua DPRD Kabupaten Sintang H. Indra Subekti bersama lima anggota DPRD lainnya menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan Grebeg Suro 10 Muharam 1446 H/2025 yang digelar oleh Pusat Paguyuban Warga Jawa (Puspawaja) Kabupaten Sintang.

Agenda budaya ini dilaksanakan di halaman Gedung Indoor Apang Semangai, Kompleks Stadion Baning, Sintang, dan menjadi bagian dari pelestarian tradisi masyarakat Jawa di Bumi Senentang yang diprakarsai Puspawaja melalui Bidang Budaya. pada Sabtu,(5/7/2025).

Dalam pernyataannya, Ketua DPRD Sintang H. Indra Subekti menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif Puspawaja. Ia menyebut dukungan yang diberikan merupakan bentuk komitmen menjaga keragaman budaya dan keharmonisan sosial di Kabupaten Sintang.

“Kami sangat mendukung Grebeg Suro ini karena kegiatan seperti ini menjadi sarana memperkuat persatuan, mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal, serta mempererat silaturahmi antarwarga lintas suku dan agama di Sintang,” ujar Indra Subekti.

Empat anggota DPRD lainnya yang turut menyatakan dukungan yakni H. Senen Maryono, Jhon Xipli, Anton Isdianto, dan Sipriyadi dan Santosa Mereka menilai Grebeg Suro sebagai kegiatan positif yang memperkuat identitas budaya sekaligus memperkokoh semangat kebhinekaan.

Sementara itu, Sekretaris Puspawaja Kabupaten Sintang, Sih Sarwodadi Teguh, menyampaikan terima kasih atas dukungan dari para wakil rakyat. Ia menyebut kegiatan Grebeg Suro tahun ini mengusung tema “Merawat Budaya, Menjaga Persatuan”, dengan harapan bisa menjadi momentum silaturahmi dan pelestarian budaya Jawa di tanah perantauan.

“Kami sangat mengapresiasi dukungan Ketua DPRD dan para anggota dewan. Ini menjadi semangat bagi kami untuk terus melestarikan budaya Jawa di Sintang, sekaligus menjaga harmoni antarbudaya yang sudah terjalin dengan baik di daerah ini,” ungkap Sarwodadi Teguh.

Kegiatan Grebeg Suro diisi dengan pertunjukan seni tradisional yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat mulsi dari kuda lumping hingga wayang kulit. Puspawaja juga berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin tahunan yang lebih besar dan inklusif ke depannya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *