SINTANG | Pojokkalbar.com-
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Edy Harmaini, mengungkapkan bahwa angka stunting di wilayahnya mengalami kenaikan. Ia menyebut, sebelumnya angka stunting berada di angka 1.940 kasus, namun saat ini jumlahnya kembali bertambah.
“Dulu 1.940, sekarang naik lagi. Tapi angka pastinya saya lupa. Yang jelas, naik,” ujar Edy saat ditemui Selasa,(10/6/2025) di Gedung Pancasila.
Menurut Edy, banyak variabel yang menjadi penyebab naiknya angka stunting, mulai dari asupan gizi hingga pola hidup masyarakat.
“Stunting itu tidak hanya karena kurang gizi, tapi banyak faktor lainnya yang mempengaruhi,” jelasnya.
Pemerintah Siapkan Dua Pendekatan
Edy menyebut, pemerintah menyiapkan dua pendekatan dalam menekan angka stunting di Sintang. Pertama adalah pendekatan bagi anak yang sudah terlanjur mengalami gizi buruk, dan kedua adalah pendekatan pencegahan jangka panjang.
“Untuk yang sudah terlanjur gizi buruk, kita siapkan pola makan bergizi. Kita intervensi langsung,” katanya.
Sementara itu, upaya jangka panjang dimulai sejak usia remaja, yang menurutnya sangat mempengaruhi kesiapan menjadi ibu di masa depan.
“Kita persiapkan dari remaja. Jangan sampai calon pengantin nanti melahirkan generasi stunting,” tegasnya.
Dorongan Periksa Kehamilan dari 1.000 Hari Pertama Kehidupan
Edy juga menyoroti pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini.
“Minimal selama kehamilan harus ada enam kali pemeriksaan. Ini yang kita dorong terus kepada ibu hamil,” ujarnya.
Tak hanya itu, perhatian pada 1.000 hari pertama kehidupan anak disebutnya sangat krusial karena berpengaruh besar pada perkembangan otak.
“Gizi anak harus dijaga terus. Kita dorong lewat posyandu, kunjungan rumah, pos kesehatan desa (postu), sampai layanan puskesmas,” paparnya.
Stunting di Sintang Capai 26 Persen
Berdasarkan data terbaru, angka stunting di Kabupaten Sintang kini mencapai 26 persen. Padahal sebelumnya, angka tersebut sempat turun menjadi 24 persen.
“Naik lagi sekitar 2 persen. Ini jadi catatan penting untuk evaluasi,” ujar Edy.
Ia menilai, penanganan stunting tak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Semua pihak perlu terlibat, mulai dari perangkat desa, kader posyandu, hingga perusahaan yang beroperasi di Sintang.
“Lewat CSR perusahaan juga harus dilibatkan untuk bantu perbaikan gizi masyarakat. Ini tanggung jawab bersama,” pungkasnya.(red)