SINTANG | Pojokkalbar.com-
Lima tenaga medis di Kabupaten Sintang memilih untuk mengundurkan diri setelah penempatan yang dianggap tidak sesuai dengan harapan mereka. Hal ini menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, khususnya Kepala Dinas Kesehatan Edy Harmaini.
Edy mengungkapkan, dalam upaya optimalisasi penempatan tenaga medis, banyak di antara mereka yang tidak ditempatkan di lokasi yang diharapkan. “Misalkan, mereka melamar di rumah sakit, tetapi setelah proses optimalisasi, tidak ditempatkan di rumah sakit. Sebagian di antaranya malah dipindahkan ke Serawai. Kami berharap ke depan tidak ada lagi penempatan seperti itu,” jelas Edy. Usai kegiatan pengantar tugas dan penyerahan SK CPNS formasi tahun 2024 di lingkungan pemerintah Kabupaten Sintang tahun anggaran 2025. Rabu, (28/5/2025) di pendopo bupati Sintang.
Edy menjelaskan bahwa Serawai saat ini sangat kekurangan tenaga medis, terutama dokter umum dan dokter gigi. “Kami ingin mencari solusi agar tidak ada lagi tenaga medis yang mengundurkan diri, karena hal ini merugikan Dinas Kesehatan. Masih banyak orang yang bersedia bekerja di daerah tersebut, namun tiba-tiba mereka tidak mau ditempatkan,” tambahnya.
Selain itu, Edy juga menyoroti tantangan dalam mencari dokter gigi dan tenaga medis lainnya. “Kita mengalami kesulitan dalam mendapatkan dokter gigi, dan dua puskesmas baru, Puskesmas Jasa dan Serawai, masih kekurangan dokter. Ini sangat berpengaruh terhadap pelayanan medis di daerah tersebut,” katanya.
Dinas Kesehatan saat ini masih mengandalkan tenaga PTT (Pegawai Tidak Tetap) untuk menjalankan fungsi pelayanan kesehatan. Edy berharap anggaran untuk penempatan tenaga medis tetap ada, terutama untuk mereka yang bertugas di daerah terpencil. “Kami mengusulkan insentif bagi tenaga medis yang ditempatkan di lokasi yang sulit dijangkau, karena mereka juga menghadapi tantangan terkait keamanan dan aksesibilitas,” ungkapnya.
Dengan situasi ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang berharap akan ada perubahan agar kebutuhan pelayanan kesehatan dapat terpenuhi dengan maksimal, dan tidak ada lagi tenaga medis yang merasa terpaksa untuk mengundurkan diri akibat faktor penempatan yang tidak sesuai.(red)