Sintang | Pojokkalbar.com
Genap satu tahun 7 bulan Gedung Pondok Pesantren Darul Ma’arif Sintang kosong, kondisinya juga sangat memprihatinkan, 5 gedung bertingkat tersebut masih berdiri kokoh meski banyak fasilitas penyekat ruangan banyak yang rusak.
Ponpes Darul Maarif dibawah pimpinan
KH.M Gozali selama kurang lebih 26 tahun tersebut dan menelorkan ribuan alumni yang sudah berhasil baik bergelar doktor, TNI maupun Polri,
kini KH Gozali mengasuh Ponpes Darul Maarif Al Falah setelah kewenangan mengelola Ponpes Darul Maarif dicabut oleh pengurus pusat LP Maarif Nu yang mengacu pada putusan pengadilan negeri sintang. kemudian, sejak tanggal 28 juli 2022, KH Gozali pamit yang diikuti oleh pengosongan gedung oleh seluruh santri dan tenaga pengajar ponpes Darul Maarif tersebut.
Tepat satu tahun pengosongan gedung tersebut, akhirnya Ratusan massa alumni dan wali santri menggelar mimbar akbar refleksi satu tahun Pondok Pesantren Darul Ma’arif Sintang, pada Sabtu, (5/8/2023).
Kesempatan tersebut digelar juga orasi dan pengajian serta napak tilas Pondok Pesantren Darul Ma’arif. kegiatan berlangsung di eks pondok pesantren darul ma’arif jalan akcaya III, sintang.
Wali Santri Yudha
ia berharap kedepannya akan ada kepedulian dari pihak terkait,selaku wali santri dia hanya minta kejelasan bagaimana gedung ini.
Yudha mengaku hatinya hancur saat melihat kondisi eks ponpes darul maarif saat ini, ia masih tidak percaya hal itu bisa terjadi, dimana lembaga pendidikan tempat anaknya menuntut ilmu dibekukan.
“Setelah pendidikan di darul maarif dibekukan anak-anak kami tiga bulan tidak menempuh pendidikan, kita sedih dengan kondisi ini, ratusan santri sampai sekarang masih trauma dan belum bisa melupakan ponpes ini, secara psikologis mereka jadi korban,mana pihak yang harus bertanggung jawab? tidak ada kejelasan hingga saat ini,”tanya dia.
Alumni Pondok Pesantren Darul Maarif Sobirin menagih janji datang ke Sintang. Sobirin menyayangkan tidak adanya respon dari pengurus pusat LP Maarif terkait tindak lanjut penanganan gedung yang telah ditinggalkan selama satu tahun 7 hari oleh para santri sebagai imbas dari pergantian pengelola.
“kita selaku wali santri dan alumni menagih janji mereka untuk datang ke sintang, kita kirim WA tidak dibalas, tidak direspon,dua kali kami ke jakarta agar mereka datang ke sini,tapi tak kunjung ditepati, ” Katanya geram.
Ia mengatakan, selama 26 tahun ponpes darul maarif berdiri, banyak peran ulama,donatur maupun banyak pihak, namun yang disayangkan adalah gedung yang telah berdiri megah untuk mendukung kegiatan pendidikan kini tidak terawat.
“Kami tidak peduli organisasi mau dibawa kemana, tapi jangan ganggu proses pendidikan, kami capek, kami muak dengan hal ini, kami hanya perlu konsentrasi meningkatkan dunia pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa.”katanya.
“Kami hanya ingin PB LP Maarif hadir, datang dan melihat langsung kondisi Ponpes Darul Maarif Sintang saat ini. kami minta kejelasan dan kepastian dari PB LP maarif, maunya apa? dirobohkan atau dikelola oleh pihak lain, silakan saja. tapi harus istiqomah dengan lisannya,” pintanya.
Alumni lainnya, Muhammad Faisal
mengatakan bahwa keberadaan Ponpes Darul Maarif telah mencetak banyak figur yang berkarya di berbagai bidang.
“Kami ini alumni dari maarif. kami ini santrinya kh gozali. saya sendiri, alhamdulillah telah menyelesaikan pendidikan doktor. kemudian disusul dua doktor lagi dari maarif yakni mashuri dan nanang zakaria. ada juga kandidat doktor lainnya yakni muhajir,”ujarnya.
Faisal menegaskan, keberhasilan yang diraih ia rekan-rekannya tidak mungkin tercapai tanpa ponpes darul maarif. “kita ini tidak ada apa-apanya tanpa adanya maarif ini. makanya kami punya tanggung jawab moral dan peduli dengan kondisi ini,” jelasnya.
Diceritakannya, bahwa sebelum ponpes darul maarif memiliki gedung yang cukup mewah, dirinya dan teman- temannya pernah ikut membawa balok dari rumah sakit saat proses pembangunan.
“Makanya pada hari ini ingin menyampaikan suara hati kami sebagai alumni. tolong pemangku kebijakan khususnya LP Maarif Pusat untuk mengembalikan ke khittoh perjuangan yaitu pendidikan. tolong gedung yang sudah mewah dan megah ini terus kita manfaatkan. kalau begini terus kita jadi sedih karena gedungnya tidak bermanfaat,” katanya.
Ahli waris pewakaf tanah pondok pesantren Darul Maarif, Hj Siah mengatakan dirinya selaku ahli waris ahli daus menyatakan bahwa tanah yang diwakafkan oleh almarhum sebanyak 2765 meter persegi diserahkan pada Kh Gozali.
“Kami tidak tahu diserahkan kemana-kama. apalagi diserahkan pada NU. dan kami sebagai ahli waris, sejak detik ini sampai anak cucu nanti, kami sebenernya menyerahkan pada KH Gozali,” tegasnya.
kemudian, KH Gozali telah mengelola selama puluhan tahun. namun ketika pindah pengelolaan, satu tahun ini sudah berantakan. “Dan kami tidak mau selain beliau yang mengelola tanah wakaf ini. kami akan memperjuangkan tanah ini sampai detik darah terakhir,” ulasnya. (red)